Tiga Tahun Berjuang Mengembalikan Kesangaran WLA 1941
Dilahirkan tahun 1941,
Harley-Davidson WLA 750 1941 ini dibangun kembali menjadi wujud semula pada
jamannya oleh Wiwid Cahyono, sehingga akhirnya berhasil menyabet juara 1 kontes
motor tua Harley-Davidson yang diadakan Mabua.
Sejak tahun 1993, Wiwid
bergerilya untuk memburu komponen-komponen orisinal guna mendukung tampilan WLA
HD kepunyaannya seperti sedia kala.
"Kurang lebih habis 3
tahunan buat saya bisa membangun kembali motor ini," ujarnya sehabis
menerima gelar jawara tersebut, di Patra Jasa Hotel, Semarang, Kamis
(13/8/2009).
Salah satu juri, Sugiman sebagai
ahli motor tua, yang juga ternyata sudah sepuh, memberikan sedikit gambaran,
apa-apa saja kriteria yang dinilai oleh juri agar salah satu motor-motor tua
tersebut bisa menjadi pemenang.
Pertama dan paling utama adalah
orisinalitas dari berbagai komponen yang terdapat pada motor-motor tua
tersebut. "Kita melihat, seberapa banyak orisinalitas yang dikandung
motor-motor tersebut," bilangnya.
Selanjutnya, pemilik bengkel
motor tua pertama dan terbesar di Semarang ini menerangkan, selain
orisinalitas, dilihat juga seberapa besar masyarakat menyukai bentuk dan desain
dari motor-motor tersebut.
Kemudian, detail-detail yang
terdapat pada motor-motor tersebut, seandainya komponen tersebut sudah tidak
orisinal lagi, atau replika. "Kita lihat kerapihan buatannya, juga
kemiripannya sejauh mana," ujar Sugiman.
Terakhir adalah mengenai
perawatan. Para juri akan menilai bagaimana pemilik mempertahankan eksistensi
dari motor-motor klasik kepunyaannya. "Jangan sampai, mentang-mentang motor
tua jadi bisa dimaafkan ketika ada salah satu komponennya yang berkarat,"
ujarnya.
Akhirnya motor Wiwid jadi jawara.
Awalnya, Wiwid tidak banyak berharap motor yang dibangunnya bisa hidup. Sekedar
hidup saja mesinnya sudah memberikan kepuasan tersendiri baginya yang memang
hobi motor sejak lama.
WLA 1942 koleksi seorang warga Natuna. [jualbelimotorbekas] |
Wiwid hobi kepada motor
Harley-Davidson karena sensasi ketika ia berjuang untuk membuat motor lawasnya
kembali seperti semula saat dulu masih berjaya di zaman Perang Dunia.
Selain itu, kenikmatan saat ia
memburu komponen demi komponen demi melengkapi orisinalitas sang WLA keluaran
tahun 1941 ini. "Dan tentunya nilai sejarahnya yang tidak bisa ditukar
begitu saja," bilangnya.
WLA 750 1941 memiliki bobot yang
besar dengan bodi yang panjang. Disertai satu buah jok depan yang terpisah
dengan jok plat besi pada bagian belakang. Bentuknya mirip dengan jok sepeda
ontel, namun bedanya pada motor ini bagiannya lebih besar.
Bentuk tangki lebar, yang
menyerupai lekukan pelatuk burung. Pada bagian depan, sebagai pelindung lutut,
di kedua sisinya terdapat tameng. Dilengkapi dengan sebuah tempat penyimpanan
senjata pada sisi kanan depan.
Berkapasitas mesin 750 cc, dengan
3 perpindahan gigi, berpendingin udara, WLA sangat berjaya di zamannya, tertama
aksi-aksinya ketika di medan perang. "HD WLA ini memang dirancang sebagai
kendaraan militer yang dahulunya di Indonesia digunakan para tentara
Jepang," bilang Wiwid.
Terakhir, Wiwid mengemukakan
bagaimana merawat motor lawas kesayangannya tersebut, sehingga dari segi
tamppilan dan daya tahan tetap bisa memiliki eksistensi yang unik dan eksotis. "Motor
tua ya seperti orang tua, dirawatnya harus telaten, lembut, dan hati-hati,"
tutupnya.
(bgj/ddn)
SUMBER: detikoto.
No comments